Kamis, 28 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

Kreativitas Anak Ladang Amal Keluarga

by Admin SIBER - 2018-11-16 09:31:00 933 Dibaca
Kreativitas Anak Ladang Amal Keluarga
Kreativitas Anak Ladang Amal Keluarga

oleh :

Dr. Rusma Noortyani, M.Pd

(Baca Juga : Karakteristik Pendidikan Inklusif)

Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia

 

Ungkapan bahasa Dayak Ngaju Ampit manak tingang. (=Pipit beranak enggang).
Artinya: Oloh je tau menggatang tarung oloh bakase. (=Seseorang yang bisa mengangkat martabat orang tua). Seseorang yang tertulis dalam ungkapan itu ditujukan kepada seorang anak. Berkaitan dengan hal tersebut, kewajiban bagi orang tua sebagai penerima amanah untuk mengembangkan sifat-sifat baik yang ada pada anak dan menghilangkan sifat-sifat buruknya. Pada umumnya yang diinginkan orang tua adalah anak yang baik. orang tua harus mengajarkan kebenaran kepada anaknya. Tentu saja dengan menghendaki agar anak memiliki sifat-sifat yang baik. Maksudnya mengembangkan sifat-sifat baiknya dan menekan bahkan menghilangkan sifat-sifat buruknya.

Anak adalah manusia yang sedang dalam perkembangan. Bahwa manusia adalah makhluk yang dilahirkan dengan tidak tahu apa-apa. Dalam Al Qur’an menyatakan: Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl ayat 78). Quraish Shihab menerjemahkan ayat tersebut bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak mengenal sedikit pun apa yang ada di sekelilingnya. Kemudian Allah memberikan pendengaran, penglihatan, dan mata hati sebagai bekal mencari ilmu pengetahuan agar kalian beriman kepada-Nya atas dasar keyakinan dan bersyukur atas segala karunia-Nya. Begitulah antara lain perintah Allah untuk mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Hak untuk tumbuh dan berkembang termasuk hak untuk mengembangkan bakat. Bakat yang berarti dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Ada juga yang menyatakan sebagai bakat alam yakni kemampuan yang sudah ada atau dibawa sejak lahir. Dalam hal ini tentu kaitannya sangat erat dengan sifat. Sifat hanya akan terbentuk dengan pembiasaan. Ada hukum yang menyatakan: Sesuatu yang diulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi adat. Adat yang diulang-ulang akan menjadi sifat. Kumpulan sifat-sifat seseorang membentuk kepribadian orang tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa anak memiliki hak untuk mengembangkan bakatnya. Bakat merupakan kemampuan berupa potensi khusus yang dimiliki seseorang. Beberapa bakat yang dapat dikembangkan, yakni bakat verbal, bakat skolastik, bakat mekanik, bakat bahasa, bakat ketelitian klerikal, bakat abstrak, bakat numerial, dan bakat relasi ruang. Bakat tersebut dapat digali dengan sebaik-baiknya perlakuan.

Perjalanan hidup anak memerlukan ilmu yang banyak. Setiap langkah dan gerak putra-putri harus diberikan penghargaan, baik pribadi mereka, karya mereka, maupun ilmu mereka. Tepatlah seperti puisi dari Khalil Gibran yang berbunyi: Berikan kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan pikiranmu. Sebab pada mereka ada alam pikir tersendiri. Kita dapat membayangkan bagaimana wajah anak-anak ketika mengikuti kegiatan lomba kreativitas anak dalam rangka hari anak, hari pahlawan, hari pendidikan. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal berkreasi; kreatifan. Memaknai kreativitas di atas apabila dikaitkan dengan kreativitas anak berarti kemampuan anak untuk mencipta dan atau berkreasi.

Kreativitas anak dapat dikembangkan dengan baik tentu saja akan menjadi ladang amal keluarga. Namun, sebelumnya orang tua wajib terlebih dahulu mempunyai budi pekerti yang baik agar diteladani oleh anak-anaknya. Orang tua adalah tumpuan bagi anak-anaknya dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Untuk itu memberi rangsangan sejak dini agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, terutama mengenai pola asuhnya. Di samping itu, orang tua juga memberikan apa yang terbaik untuk anak dalam menghadapi masa depan. Contohnya memberi pendidikan kepada anak, sehingga tercipta sinergi antara orang tua dan anak dalam mengemban tugas kehidupan sebagai ibadah. Untuk mewujudkan semua itu tentu sangat tergantung pada peran orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak. Bakat, minat, dan kemampuan anak perlu didukung dari keberanian, latihan, dan lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.(syatkmf)

Share: