Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

Anatomi Kejujuran

by Admin SIBER - 2018-12-14 09:16:00 4,991 Dibaca
Anatomi Kejujuran
Anatomi Kejujuran

oleh

Dr. Rusma Noortyani, M.Pd

(Baca Juga : Pahlawanku Tjilik Riwut)

Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia

 

Cerita bersumber dari buku guru hebat dikisahkan Setyo Purnomo atau biasa dipanggil Pak Pur ternyata tidak lulus kuliah. Hal ini terjadi karena Pak Pur memegang teguh idealisme kejujurannya saat penyusunan skripsi. Pak Pur sempat kuliah di Fak Perta UGM. Saat penelitian tanaman yang ditelitinya dipanen oleh petani pemilik tanah. Padahal sebelumnya ada perjanjian antara keduanya bahwa tanaman tersebut tidak dipanen sebelum penelitian pak Pur selesai. Namun, sepertinya si petani lupa. Sebenarnya kalau mau Pak Pur dapat saja memalsukan data penelitiannya untuk selanjutnya lulus sarjana pertanian UGM, tetapi hebatnya beliau tidak mau. Lebih baik tidak lulus daripada dapat ijazah dengan cara tidak jujur.

Saat menyimak cerita itu dapat ditelusuri bahwa jujur sebagai suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan, baik perasaan, perkataan maupun perbuatan bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi. Jujur menjadi suatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun orang ain.

Karakter kejujuran ini dapat dilihat pengaruh sikap kejujuran secara langsung dalam kehidupan di kelas, misalnya ketika siswa melaksanakan ulangan ataupun ujian. Ada siswa lebih condong untuk melakukan perbuatan mencontek, sehingga terjadi perbuatan tidak jujur. Hal tersebut tentu saja akan menipu diri, teman, orang tua, dan gurunya. Dengan kata lain terjadi memanipulasi nilai yang didapatkan siswa bukan hasil dari kemampuan anak yang sebenarnya.

Kesuma, dkk. (2012) menekankan orang yang memiliki karakter jujur dicirikan dengan perilaku di antaranya yaitu: a) jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan, b) jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya), c) jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dan apa yang dilakukannya. Saat ini juga ada terjadi cara menulis ulang karya orang lain. Pada saat siswa diberi tugas menulis, baik itu berupa karya ilmiah maupun karya sastra. Ini hanya untuk latihan dalam penulisan. Langkah awal memilih dahulu tulisan orang lain yang dianggap menarik. Dengan menulis ulang karya tulis atau karya sastra itu dengan ketentuan bebas mengedit dan memodifikasi naskah sesuai dengan keinginan penulis. Penulis dapat mengganti nama tokoh dan mengubah judulnya.

Ketika ingin menulis karya ilmiah dengan menemukan sebuah karya yang baik dan langsung dimodifikasi. Judul karya tersebut diubah. Selanjutnya kalimat dalam paragraf juga diubah dengan gaya bahasa sendiri atau dengan diksi yang berbeda. Namun, secara substansi tema besar masih seperti aslinya. Langkah seperti ini sebagai awal ketika menemukan ide yang sejalan dengan pemikiran karya ilmiah orang lain sebelumnya. Semua itu dilakukan tetap memegang etika ilmiah dalam penulisan, yakni menyebutkan sumber bacaan sebelumnya. Akhirnya hasil modifikasinya tidak mirip.

Begitu juga dengan tugas menulis karya sastra. Cerita asli yang seharusnya sedih diputarbalikkan, sehingga menjadi cerita gembira. Latihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan dimulai kerangka karangan dan kemudian berhasil menulis karya sastra sendiri. Cara seperti ini akan membuat penulis menguasai anatomi karya sastra. Cara menempatkan penanda, cara memulai, cara menggunakan kohesi dan koherensi dalam paragraf, cara membentuk kalimat yang konsisten, cara memilih kata yang bervariasi. Bahkan, cara membuat pembaca penasaran dan ingin terus membaca tulisan yang dibuat.

Sikap kejujuran dalam sebuah karya yang dihasilkan diartikan sebagai cara siswa dalam mengungkapkan perasaannya, baik melalui bahasa lisan maupun tulisan harus sesuai dengan fakta yang ada, sehingga ujaran dan perbuatan selalu ada kesamaan. Siswa yang memiliki sikap jujur menjadi salah satu faktor yang dapat menunjang  kemampuan siswa terutama dalam bidang akademik. Indikator pencapaian siswa dalam menanamkan kejujuran di sekolah, yaitu: 1) menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, 2) bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan dirinya, 3) tidak suka mencontek, 4) tidak suka berbohong, 5) tidak memanipulasi fakta/informasi, dan 6) berani mengakui kesalahan.(syatkmf) 

Share: