Jumat, 19 April 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
Perekonomian

Ibu-Ibu Nelayan Pemburu Rupiah di Desa Pematang Kecamatan Kapuas Kuala

by Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas - 2020-10-01 10:35:00 905 Dibaca
Ibu-Ibu Nelayan Pemburu Rupiah di Desa Pematang Kecamatan Kapuas Kuala BEKERJA - Tampak Ibu-ibu di Desa Pematang Kapuas Kuala tengah asik menguliti dan melepas kepala Udang yang mana saat itu dikunjungi Tim Perencanaan Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas, Rabu (30/9/2020) lalu.
Ibu-Ibu Nelayan Pemburu Rupiah di Desa Pematang Kecamatan Kapuas Kuala BEKERJA - Tampak Ibu-ibu di Desa Pematang Kapuas Kuala tengah asik menguliti dan melepas kepala Udang yang mana saat itu dikunjungi Tim Perencanaan Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas, Rabu (30/9/2020) lalu.

KUALA KAPUAS - Mungkin ada benarnya bahwa perempuan sebagai motivator pembangunan dan perekonomian bagi keluarga. Hal ini terbukti ketika bapak-bapak nelayan mengais rezeki di laut, para ibu-ibu tak hanya berdiam diri di rumah. Inisiatif kuat menjadikan para wanita tersebut memutar otak mencari tambahan bagi ekonomi keluarganya.

Saat tim perencanaan Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas menyambangi Desa Pematang Kecamatan Kapuas Kuala, di mana saat menjumpai sekelompok ibu-ibu yang tengah asik menguliti dan melepas kepala Udang yang salah seorangnya menerangkan bahwa hasil yang dikerjakannya itu mampu untuk menambah kebutuhan keluarga di masa pandemi Covid-19, pada Rabu (30/09/2020).

(Baca Juga : Rapat Koordinasi TPAKD Kabupaten Kapuas  Tahun 2022)

Sementara itu, Asmuni selaku pemilik usaha dan pengumpul hasil tangkapan nelayan di sana menyebutkan bahwa ia biasa dibantu 15 hingga 20 orang ibu-ibu lain. Rata-rata penghasilan yang mereka dapatkan sehari sebesar Rp. 30.000 sampai dengan Rp. 50.000 per orang.

“Kadang juga tidak menentu tergantung sama banyak sedikitnya bahan baku Udang yang kita dapat,” tutur beliau saat ditemui tim.

Pak Asmuni mengungkapkan, pemasarannya sendiri biasanya dibawa ke Banjarmasin untuk bahan olahan kerupuk, terasi, dan Ebi.

Saat dikonfirmasi perihal tersebut, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Ir. Darmawan menyarankan agar tahun depan bisa dilaksanakan pelatihan bagi ibu-ibu nelayan di desa tersebut. “Jadi, nanti produk yang keluar bukan cuma bahan mentah tapi juga barang sudah jadi,” ucap Darmawan.

Dirinya juga berharap kedepan nilai jual produk dapat naik apabila barang jadi seperti terasi, kerupuk, dan olahan lain dapat diproduksi sendiri. Keinginan tersebut bisa lebih meningkatkan pendapatan bagi para pekerja dan pemilik usaha. Dari usaha pengumpul Udang tersebut sebetulnya masih ada limbah dari kepala Udang, yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bahan pembuatan pakan ikan. Selama ini limbah tersebut masih terhambur dan dibuang ke sungai. Sehingga ke depannya tidak ada lagi limbah yang terbuang dan mengakibatkan pencemaran sungai, hal itu disampaikan Darmawan diakhir.

Hal senada juga disampaikan oleh Samudi S.Pi selaku Sub Bagian Umum dan Perencanaan Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas menjelaskan bahwa pada tahun ini program kegiatan pelatihan kelompok usaha nelayan sebenarnya sudah dianggarkan namun terpaksa harus dihilangkan.

"Program tersebut terpaksa dihilangkan akibat pemotongan anggaran selama Covid-19 dan akan diusulkan kembali tahun depan," ungkap Samudi.(perikanan/hmskmf)

Share: