Selasa, 19 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

KELUARGA HARTA BERHARGA DARI WURUNG JUE

by Admin SIBER - 2018-10-11 14:16:00 1,356 Dibaca
KELUARGA HARTA BERHARGA DARI WURUNG JUE
KELUARGA HARTA BERHARGA DARI WURUNG JUE

Oleh :

Dr. Rusma Noortyani, M.Pd  (Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia)

(Baca Juga : Kompetensi Masyarakat untuk Desa Wisata)

 

Ary Egahni Ben Bahat SH kembali nahkodai Tim Penggerak PKK Kabupaten Kapuas setelah dilantik Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Sugianto di Istana Isen Mulang Palangka Raya Senin (24/9) sore. Jabatan kali kedua ini adalah rangkaian atas terpilih dan dilantiknya kembali Ir Ben Brahim S Bahat MM MT sebagai Bupati Kapuas 2018 – 2023 berpasangan dengan Drs HM Nafiah Ibnor MM jabat Wakil Bupati Kapuas.

Sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Kapuas, Ary Egahni telah piawai gelorakan 10 Program Pokok PKK, sehingga pemberdayaan dan perkuatan “Keluarga” di perkotaan hingga pelosok desa makin menghayati dan mengamalkan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, tatalaksana rumah tangga, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, koperasi, kelestarian lingkungan hidup dan perecanaan sehat menjadi “Harta Berharga” yang berakar dari kearifan budaya lokal dan nasional.

Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga. Empat kalimat tersebut merupakan jalur suara (soundtrack) yang berjudul Harta Berharga dari sinetron Keluarga Cemara. Keluarga cemara ini sebuah sinetron yang mulai ditayangkan 3 Mei 1996 hingga 29 Februari 2005. Sebuah film yang menggambarkan instrokpeksi diri posisi di dalam keluarga, baik posisi sebagai orang tua maupun posisi sebagai anak.

Ketika berbicara tentang keluarga, teringat kebahagiaan bersama orang tua dan anak, kehangatan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Keluarga adalah anugerah yang luar`biasa yang memiliki beberapa fungsi; pendidikan moral dan akhlak, sosialisasi kehidupan, pemberi kasih sayang antaranggota keluarga, penanaman ilmu dan praktik agama, dan fungsi rekreatif untuk setiap anggota keluarga. Pembentukan keluarga bahagia yang dijadikan sebagai sumber motivasi dan kekuatan dalam kehidupan agar menjadi lebih baik nantinya dimulai dari pemilihan pasangan hidup. Pemilihan tersebut tergambar dalam upacara wurung jue. Upacara perkawinan etnik Dayak Maanyan ini memiliki upacara adat perkawinan yang khas, yaitu aruh adat perkawinan yang dinamakan wurung jue. Upacara yang dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat Dayak masih kuat memegang adat istiadat dan warisan leluhur, baik yang bersumber dari ajaran agama yang diyakini maupun hukum adat.

Prosesi perkawinan masyarakat Dayak Maanyan merupakan upacara yang agung, luhur, sakral, dan unik. Adat perkawinan etnik Dayak Maanyan diwariskan secara turun-temurun dan tetap terjaga hingga kini bahkan merupakan upacara ritual keagamaan yang khas di antara etnik Dayak. Keunikan yang ada di Desa Warukin, misalnnhya tahap ngantane (lamaran), tahap adu pamupuh (pertunangan), dan tahap piadu (perkawinan). Setiap tahapan dalam upacara adat perkawinan mengandung tuntunan moral dan pedoman etika bagi masyarakat Dayak Maanyan.

Acara wurung jue untuk mencari mempelai perempuan, mempelai laki-laki datang untuk mencari mempelai perempuan. Sebelumnya Balian diminta mencari mempelai perempuan. Balian membawa seorang perempuan untuk ditanyakan apakah benar yang dibawa ini adalah pasangan yang dicari-cari oleh pengantin laki-laki, sampai mendapatkan pasangan yang benar. Disinilah kesetiaan itu diuji karena apabila pengantin laki-laki mengatakan itu benar walau kenyataannya bukan pasangan yang sebenarnya, akan diputuskan bahwa pasangan yang dibawa itu adalah benar. Kalimat Balian yang direkam Rusma Noortyani (2014) dalam pencarian mempelai perempuan “Kulik nu dulu mapulak artini insing kami sapertama iru neen kajut halus ang ne, amun na eney ma pasar Tanjung kira ku waway penah pasar, tapi ina lagi insing  ku, ka awe amun sa siri senyum dulu ha ari hanye sa puang  wawey hang pulak na jue sa naantara nu malem ina. Ayu sa huan kami nampalus kami rarami hahah hinra hanrueh”. (=Coba kamu lihat dulu ke sebelah tadi yang kami bawa pertama tadi terlalu kecil. Mungkin apabila dibawa ke pasar Tanjung bisa hilang di tengah pasar.Tetapi sekarang ini aku membawakan wanita yang lain. Apa mungkin ini orang yang sebenarnya kamu cari, kalau bukan saya akan bertanya dengan wanita ini dulu dan ternyata bukan juga orangnya yang kamu mau. Ayo semua yang belum kami antar beramai-ramai sekalian.

Wurung jue berarti burung jue yang indah dan anggun dengan sifat yang unik. Burung ini memiliki sifat setia pada pasangannya. Jika melihat pasangannya mati,  pasangan satunya tidak lama lagi juga mati. Inilah makna kesetiaan yang diangkat melalui prosesi aruh adat perkawinan etnik Dayak Maanyan. Keluarga Dayak selalu  berusaha untuk hidup bahadat yang artinya menjalankan hukum adat dan menaati hukum pali karena apabila tidak hidup beradat, suara hati akan selalu mengingatkan. Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang telah terbentuk dan menyatu dalam kehidupan mereka. (*)

Share: