Kamis, 18 April 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

BERKARAKTER MELALUI SASTRA

by Admin SIBER - 2018-11-06 09:38:00 1,372 Dibaca
BERKARAKTER MELALUI SASTRA
BERKARAKTER MELALUI SASTRA

Oleh :  Rusma Noortyani    (Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia)

 

(Baca Juga : Suara Kesatuan Tarian)

Bangsa yang beradab dan berbudaya dapat melahirkan generasi masa depan yang cerdas, baik secara intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial. Salahsatu upaya dari segenap komponen bangsa untuk membangun kesadaran kolektif demi mengembalikan karakter bangsa adalah melalui pendidikan yang merambah ranah akademik dan persoalan-persoalan moral serta keluhuran budi secara indoktrinatif serta terobosan visioner yang bisa mengajak dan menginternalisasikan pendidikan karakter sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan psikososial peserta didik.

Ranah pendidikan diharapkan mengubah perilaku peserta didik agar mampu dan  memiliki kepekaan terhadap sesamanya, tertanam nilai kasih sayang, dan agresif dengan tingkat degradasi moral. Pendidikan karakter yang dijalankan siswa secara nyata dapat menghilangkan pentas tragis seperti tawuran antarpelajar, pemerkosaan, minuman keras, atau seks pra-nikah, pengguna dan pengedar pil-pil setan dan zat-zat adiktif lainnya.

Dengan munculnya sikap hidup yang buruk dan budaya kekerasan telah ikut melemahkan karakter peserta didik, menjadikan nilai-nilai luhur dan kearifan sikap hidup menjadi terkikis. Peserta didik begitu mudah melontarkan bahasa oral dan bahasa tubuh yang cenderung tereduksi oleh gaya ungkap yang kasar dan vulgar. Pendidikan karakter dapat dijadikan katalisator atau penyaring untuk membendung arus merebaknya budaya kekerasan. Pembelajaran nilai baik diimbangi dengan pola pembiasaan secara intensif bisa memicu peserta didik untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai luhur.

Seorang pendidik memberikan atau menginjeksikan nilai-nilai berwawasan pendidikan karakter ke dalam setiap mata pelajaran. Salah satunya melalui sastra. Pendidik diupayakan bisa mengajak serta menginternalisasikan pendidikan karakter melalui sastra tersebut. Karya sastra dapat menjadi medium yang strategis untuk mewujudkan tujuan mulia ini. Peserta didik dapat melakukan olah rasa, olah batin, dan olah budi secara intens melalui karya sastra. Secara tidak langsung peserta didik memiliki perilaku dan kebiasaan positif melalui proses apresiasi dan berkreasi melalui karya sastra.

Sastra sebagai cerminan keadaan sosial budaya bangsa dapat diwariskan kepada generasi muda. Herfanda menyatakan sastra memiliki potensi yang besar untuk membawa masyarakat ke arah perubahan, termasuk perubahan karakter (2008:131). Selain mengandung keindahan, sastra memiliki nilai manfaat bagi pembaca. Kebermanfaatan ini menguak karena penciptaan sastra berangkat dari kenyataan, sehingga lahir suatu paradigma bahwa sastra yang baik menciptakan kembali rasa kehidupan.

Wujud untuk menyampaikan atau menginjeksikan pendidikan karakter dalam sastra pada peserta didik dilakukan beberapa upaya oleh pendidik. Pendidik mengungkapkan nilai-nilai dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan pengintegrasian langsung nilai-nilai karakter yang menjadi bagian terpadu dari mata pelajaran tersebut.
Pendidik dapat menggunakan perbandingan cerita dalam sastra berdasarkan kehidupan atau kejadian-kejadian nyata dalam hidup para peserta didik kemudian mengubah hal-hal yang bersifat negatif dalam cerita tersebut menjadi nilai positif. Dengan demikian peserta didik mampu mengambil secara langsung nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat dan tersurat tadi karena merupakan bagian dari kehidupan. Selain itu, dapat menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai karakter dengan menceritakan kisah hidup orang yang terkenal. Dengan kisah nyata yang dialami orang terkenal tersebut dapat menjadikan peserta didik terpikat dan mengidolakan serta ingin menjadi seperti idolanya. Pembelajaran sastra yang relevan untuk pembentukan karakter akan membawa peserta didik memiliki nilai luhur kemanusiaan dan perbuatan baik kepada sesama.(syatkmf)

Share: