Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
Kesehatan

RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Manajemen Nyeri

by RSUD KAPUAS - 2018-11-28 09:00:00 3,025 Dibaca
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Manajemen Nyeri
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Manajemen Nyeri

KUALA KAPUAS - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kapuas melakukan penyuluhan kesehatan tentang Manajemen Nyeri melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Kabupaten Kapuas dengan Frekuensi 91,4 FM, yang pada kesempatan itu disampaikan langsung oleh Syarwani, S.Kep, Ns selaku Perawat RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, beserta Tim PKRS, yang mana Penyuluhan Kesehatan tersebut merupakan kegiatan rutin Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), Rabu (28/11).

Pada kesempatan itu Syarwani menerangkan bahwa menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Secara umum nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak nyaman baik ringan maupun berat. Nyeri dapat dibedakan nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri juga merupakan mekanisme protektif bagi tubuh, yang timbul bila jaringan rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut. Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang telah atau akan terjadi yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan.

(Baca Juga : Direktur RSUD Kapuas & Rombongan Kunjungi Pasar Ramadhan Kapuas Mendukung Pertumbuhan UMKM )

"Penyebab Nyeri antara lain, Trauma seperti Mekanik, rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain, Thermis seperti nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air, Khemis seperti Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat, dan Elektrik seperti Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar, Neoplasma / Tumor (Jinak atau Ganas), Peradangan seperti Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan, dan Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah, serta Trauma psikologis." ucapnya.

Sifat-Sifat Nyeri antara lain Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi, Nyeri bersifat subjektif dan indvidual, Nyeri tidak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah, Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien, Hanya klien yang tau kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya, Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis, Nyeri merupakan tanda adanya kerusakan jaringan, Nyeri mengawali ketidakmampuan dan Persepsi yang salah mengenai nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal.

"Macam-macam nyeri berdasarkan sumbernya nyeri dibagi menjadi 3 yaitu Cutaneus superficial, yaitu nyeri yang mengenai jaringan sub kutan, biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contoh : terkena ujung pisau atau gunting, Deepsomatic (nyeri dalam), yaitu nyeri yang muncul dari ligamen, pembuluh darah, tendon dan saraf, mnyebar dan lebih lama dari cutaneus. Contoh : sprain sendi, dan Viseral (pada organ dalam), yaitu stimulasi reseptor nyeri didalam rongga abdomen, cranium, thorax. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia.," jelasnya.

Berdasarkan penyebab, nyeri dibagi dua yaitu Nyeri fisik, bisa terjadi karena stimulasi fisik.contoh fraktur femur, dan Nyeri Psikogenik, terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah diidentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari.

Syarwani juga menjelaskan, berdasarkan lama atau durasinya, nyeri dibagi menjadi dua yaitu Nyeri akut adalah nyeri dengan tanda inflamasi, biasanya berlangsung beberapa hari sampai proses penyembuhan. Tanda- tanda utama inflamasi adalah: rubor (kemerahan jaringan), kalor (kehangatan jaringan), tumor (pembengkakan jaringan), dolor (nyeri jaringan), fungsio laesa (kehilangan fungsi jaringan), dan Nyeri kronik adalah nyeri tanpa tanda inflamasi, waktu berlangsungnya lama atau merupakan ikutan dari proses akut, dimana nyeri masih berlangsung meskipun kerusakan jaringan sudah sembuh. Nyeri kanker merupakan kombinasi dari nyeri akut dan nyeri kronis dimana ada suatu proses inflamasi kemudian nyeri berlangsung terus- menerus sesuai dengan perkembangan kankernya, bilamana kanker tidak ditangani.

Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak yang usianya lebih delapan tahun. Pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara Nol sampai10 dengan artian tidak nyeri sampai nyeri berat, yang mana dalam manajemen nyeri, terdapat empat teknik yang bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri seperti Stimulas kutaneus yang merupakan teknik reduksi nyeri dengan melakukan stimulasi pada kulit untuk menghilangkan nyeri, Distraksi yaitu teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap nyerinya berkurang, Anticipatory Guidance yakni teknik reduksi yang dilakukan oleh perawat dengan cara memberikan informasi yang dapat mencegah terjadinya misinterpretasi dari kejadian yang dapat menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang diharapkan dan Relaksasi yang merupakan salah satu teknik efektif untuk nyeri kronik.

"Tujuan dari penyuluhan tentang pengelolaan manajemen nyeri ini supaya masyarakat mengerti akan cara untuk mengatasi rasa nyeri atau sakit yang diderita dan dapat diaplikasikan serta disosialisasikan terhadap keluarga, kerabat, maupun yang lain untuk pertolongan pertama, dan apabila sudah teratasi dapat dilakukan tindakan lanjutan di fasilitas kesehatan yang tersedia," pungkasnya . (RSUD/Hmskmf)

 

 

Share: