Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

Potensi Etnisitas Tata Kemasyarakatan

by Admin SIBER - 2018-12-13 09:27:00 914 Dibaca
Potensi Etnisitas Tata Kemasyarakatan
Potensi Etnisitas Tata Kemasyarakatan

oleh

Dr. Rusma Noortyani, M.Pd

(Baca Juga : Pandangan Kolektif terhadap Tradisi)

Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia

 

Dinamika dan perkembangan tata kemasyarakatan cenderung meningkat dengan terarah. Berdasarkan etnisitas Indonesia terdiri dari beragam etnik dan budaya, potensi yang dimiliki ini tidak akan pernah mampu membangun sebuah tata kemasyarakatan yang dinamis dan integratif apabila tidak dikelola dengan baik. Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh suatu sistem kebudayaan, melainkan sistem kebudayaan daerah dan sistem kebudayaan nasional. Kedua unsur tersebut sekaligus menjadi landasan dan atau corak masalah dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang majemuk.

Masyarakat Indonesia merupakan pendukung lebih dari suatu sistem kebudayaan, misalnya masyarakat Dayak Maanyan dalam berkomunikasi dengan etniknya mempergunakan sistem kebudayaan Dayak Maanyan. Selain itu, masyarakat Dayak Maanyan juga memakai sistem kebudayaan nasional karena sebagai bagian dari rakyat Indonesia. Adat etnik Dayak Maanyan tercermin dalam kegiatan kepercayaan yang dianut sebagai komponen utama dalam pengaturan sistem kehidupan bermasyarakat.

Upacara yang dilaksanakan masyarakat Dayak Maanyan tidak hanya memiliki fungsi yang disadari seperti tercermin dari tujuan formal suatu upacara, misalnya upacara kelahiran, upacara perkawinan, dan upacara kematian. Ada fungsi upacara yang tidak disadari tetapi akibatnya dapat dirasakan, yaitu berupa penguatan solidaritas dan integrasi sosial. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Northcott (2005) upacara dalam setiap agama pada dasarnya difokuskan pada cara-cara untuk memperoleh keselamatan, baik melalui penyembahan, doa maupun meditasi yang memungkinkan manusia dapat membangun keselarasan dengan dunia trans-empiris.

Budaya lokal Dayak Maanyan yang potensial dijadikan kekayaan budaya nasional dan juga ikut menopang budaya nusantara. Kebudayaan nasional harus berdasar dan berakar pada puncak-puncak lama dan asli di daerah. Puncak kebudayaan lama dan asli memiliki unsur kebudayaan yang memenuhi syarat menuju kemajuan adat, budaya, dan persatuan bangsa. Jika mengingat pentingnya usaha memajukan dan mengembangkan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah harus dihidupkan dan dimasyarakatkan. Hubungan budaya lokal dan nasional tentu bersifat dialektis yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam skala nasional, kebudayaan yang berkembang membawa kekayaan lokal untuk melengkapi dan secara positif memberi ruang gerak kepada unsur-unsur lokal mengemuka ke publik. Bahkan tidak menutup kemungkinan apa yang sebelumnya bersifat lokal berkembang ke arah nasional.

Potensi-potensi budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat berkaitan dengan proses pembangunan di Indonesia diperlukan pengetahuan tentang. Pembangunan akan menjadi sia-sia jika pemerintah tidak mengenal kebiasaan masyarakat atau potensi yang tepat untuk pembangunan di daerah tersebut. Pembangunan yang tepat bukan berarti menghilangkan adat istiadat atau menghilangkan kekayaan budaya suatu daerah, melainkan sebenarnya memajukan potensi dan kekayaan yang ada pada daerah tersebut. Jika pembangunan menghilangkan adat istiadat, dapat dipastikan bahwa bangsa tersebut akan kehilangan jati dirinya.

Proses pembangunan yang dilaksanakan segala upaya yang terus-menerus ditujukan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau untuk memperbaiki kehidupan yang sudah baik. Dalam hal ini mencakup ekonomi, sosial, pendidikan, maupun budaya. Integrasi sosial dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga, menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang bersama-sama dijunjung tinggi.

Masalah integrasi dapat terjadi di antara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, melainkan keserasian persatuan. Masyarakat majemuk itu tetap pada kemajemukan masing-masing. Mereka dapat hidup serasi berdampingan dan tetap merupakan satu kesatuan. Budaya lokal mengatur hubungan sosial maupun hubungan manusia dengan lingkungan alamnya. Selain itu, budaya lokal juga dapat dijadikan pedoman atau acuan oleh masyarakat dalam bertindak atau berperilaku dalam kehidupan suatu daerah. (*)

Share: