Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
Kesehatan

RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Demam Tifoid

by RSUD KAPUAS - 2019-01-22 15:30:00 791 Dibaca
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Demam Tifoid
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Demam Tifoid

KUALA KAPUAS - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kapuas melakukan penyuluhan kesehatan tentang Demam Tifoid, yang pada kesempatan itu disampaikan langsung oleh dr. Sustika Novianita Assan selaku Dokter Umum RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, beserta Tim PKRS, yang mana Penyuluhan Kesehatan tersebut merupakan kegiatan rutin Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), Selasa (22/01) lalu.

dr. Sustika menjelaskan Demam Tifoid adalah penyakit sistemik yang ditandai dengan demam dan nyeri perut yang disebabkan oleh penyebaran kuman Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi. Berdasarkan Epidemiologi penyakit demam tifoid meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata angka kesakitan 500/100.000 penduduk, dengan kematian 0,6 – 5 %.

(Baca Juga : Kunjungan ke Show Room Health Care di Lobby Office The Samator Surabaya)

Cara Penularan penyakit tifoid Melalui mulut dan kotoran (oral dan fekal), Hygiene dan sanitasi yang kurang baik, Makanan – minuman yang tercemar, Kontak langsung dengan jari pasien yang terkontaminasi, Transplasental dari ibu hamil ke janin. Gejala Klinisnya yaitu Setelah masa inkubasi 10 – 14 hari merupakan gejala klinisnya. Gejala klinis bervariasi dan dapat berakhir dengan kematian.

Pada Minggu I, gejala yang dialami demam (meningkat perlahan-lahan terutama di sore hari), nyeri kepala, anoreksia (gangguan makan), obstipasi (penimbunan feses yang keras karena penyakit), diare (mencret), mual muntah, rasa tidak enak diperut, epistaksis (mimisan), dan batuk. Apabila masuk Minggu II akan mengalami gejala-gejala lebih jelas, demam, bradikardi relatif (frekuensi denyut jantung relatif lambat bila dibanding dengan tingkat kenaikan suhu tubuh), lidah berselaput, hepatosplenomegali (pembengkakan hati dan limpa), meteorismus, gangguan mental (sumnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis), dan roseola (jarang ditemukan pada orang indonesia).

Pemeriksaaan Rutin yang dapat dilakukan antara lain cek darah perifer lengkap, anemia ringan, trombositopenia, (LED) laju endap darah meningkat, SGOT dan SGPT meningkat. Penatalaksanaannya Istirahat dan perawatan (mencegah komplikasi, mempercepat kesembuhan), Diet dan penunjang (mengembalikan rasa nyaman, mengembalikan kesehatan), Antibiotika (menghentikan dan mencegah penyebaran kuman). Istirahat dan Perawatan dengan tirah baring / aktifitas ditempat, menjaga kebersihan, posisi tubuh berubah per 2 jam (mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik).

Dijelaskan pula, Pasien demam tifoid berat harus di rawat di rumah sakit untuk Memenuhi kebutuhan cairan dan kalori, Pemberian antipiretik bila demam >39ËšC, Pemberian diit yang tepat, dan Tranfusi darah bila diperlukan pada komplikasi perdarahan saluran cerna.

"Cara Pencegahan penyakit tifoid yaitu dengan menjaga Higiene perorangan dan lingkungan, Imunisasi (Imunisasi aktif terutama yang Kontak dengan penderita demam tifoid, KLB, dan sedang bepergian ke daerah endemik", pungkasnya. (RSUD/Hmskmf)

Share: