Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
Kesehatan

RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Dengue Haemoragic Fever (DHF) / Demam Berdarah Dengue Pada Anak

by RSUD KAPUAS - 2019-01-30 09:00:00 1,274 Dibaca
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Dengue Haemoragic Fever (DHF) / Demam Berdarah Dengue Pada Anak
RSUD Kapuas Lakukan Penyuluhan tentang Dengue Haemoragic Fever (DHF) / Demam Berdarah Dengue Pada Anak

KUALA KAPUAS - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kapuas melakukan penyuluhan kesehatan tentang Dengue Haemoragic Fever (DHF) / Demam Berdarah Dengue Pada Anak, yang pada kesempatan itu disampaikan langsung oleh dr. Santi Faradilla, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, beserta Tim PKRS, yang mana Penyuluhan Kesehatan tersebut merupakan kegiatan rutin Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), Rabu (30/01) lalu.

dr. Santi, Sp.A menjelaskan berdasarkan Data Ditjen PP-PL Kemenkes RI 2012, buku Informasi PP-PL Kemenkes RI 2013, Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global dalam 3 dekade terakhir dimana terjadi peningkatan angka kejadian infeksi dengue yang menyebabkan kematian < 1%, terutama di daerah tropis dan sub tropis : 2.5 M penduduk beresiko tinggi. Tiap tahun 50 juta terinfeksi DHF dengan 500.000 rawat inap (90% anak-anak). Di Indonesia, pada  tahun 2012 mencapai 90.245 dgn CFR/case fatality rate 0,88.

(Baca Juga : Kegiatan LIWAR LANGKAR (Layanan Integratif Untuk Masyarakat Anjir Serapat Langsung Kerumah Warga))

Berdasarkan Epidemiologi, DHF ditularkan oleh Virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty / Aedes Albopictus. Kabupaten Kapuas merupakan daerah endemik tempat perkembangbiakan nyamuk ini. Pada akhir tahun 2018 ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DHF / Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Kapuas karena adanya peningkatan besar jumlah pasien DHF yang berobat di RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, dan sudah dicabut status KLB nya awal tahun 2019 oleh Dinas Kesehatan Kab. Kapuas.

Cara penularan Virus Dengue tergantung berdasarkan, antara lain Faktor Biotik :
1. Virus : ada 4 serotype (DENV-1, 2, DENV-3 dan DENV-4)
2. Vektor nyamuk : Stegomiya aegepty( Aedes aegipty), Antropofilik (afinitas tinggi utk menggigit manusia),dan Hanya nyamuk betina yang menggigit manusia
3. Pejamu manusia
b. Faktor Abiotik : suhu lingkungan, kelembaban & curah hujan.

Vektor utamanya yaitu nyamuk Aedes Aegepty / Aedes Albopictus yang bersarang pada bejana - bejana yang memiliki air bersih seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas, dll.

Mekanisme penularan yaitu Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan DBD, virus ini berada dalam darah selama 4 – 7 hari. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya dan menjadi penular (Infektif). DHF / DBD pada umumnya menyerang anak-anak ≤ 15 Tahun, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan proporsi pada dewasa. Biasanya nyamuk Aedes Aegypti betina mencari mangsa pada siang hari. Aktifitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 – 10.00 dan pukul 16.00 – 17.00.

Perjalanan fase DHF Terdiri atas tiga fase yaitu
• Fase demam adalah fase demam awal infeksi virus dengue yang ditandai oleh demam mendadak tinggi, berlangsung 2-7 hari.
• Fase kritis yaitu periode perembesan plasma, dimulai sekitar peralihan dari fase febris ke fase afebris, berlangsung selama 24 sampai 48 jam.
• Fase konvalesens dimulai saat fase kritis berakhir, ditandai saat perembesan plasma berhenti dan reabsorpsi dimulai, selama fase konvalesens, cairan (plasma dan cairan intra vena ) yang selama fase kritis merembes ke luar ruang ekstra vaskular diserap kernbali ke ruang intra vaskular. 

Gejala umumnya, Demam tinggi diatas 38C selama 3-5 hari, Sakit kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri di belakang mata, Mual dan Muntah, Sakit perut dan nyeri ulu hati, dan Kadang disertai ruam darah dan pendarahan. Pemeriksaan Penunjang di Rumah Sakit diperlukan untuk menegakkan diagnosis medis.

Pencegahannya, Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit DHF / DBD, pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk DHF. Pemberantasan sarang nyamuk DHF adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk DHF di tempat-tempat pembiakannya.

Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dilakukan dengan cara “3M” yaitu Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti : Bak mandi/WC, drum, dll. (M1), Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti : Gentong Air, Tempayan, dll (M2), Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3). Selain itu ditambah dengan 3M Plus, yaitu Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali, Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak, Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah, Menaburkan bubuk Larvasida / Abate, Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air, Memasang kawat kasa, Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, Menggunakan kelambu, dan Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

"Pertolongan Pertama Pada Anak dapat dilakukan di rumah, yaitu apabila dicurigai terkena DHF Minum air sebanyak mungkin untuk mencegah dehidrasi, karena demam dan muntah yang tinggi dapat mendehidrasi tubuh. Penderita DHF / DBD harus banyak minum air. Air isotonik juga dapat membantu mengganti cairan dan mineral, Obat penghilang rasa sakit dan penurun panas, seperti parasetamol. Ini dapat membantu menurunkan panas dan mengurangi rasa sakit tetapi harus sesuai resep dokter dan aturan pakai. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen, tidak disarankan, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan internal, Kompres agar panasnya turun. Caranya dengan menggunakan kain bersih dan air hangat yang di seka / dilapkan di sekujur tubuh anak, dan tidak ditempelkan lama di dahi, Jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas, dan Jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, kondisi bertambah parah, kesadaran menurun atau hilang maka harus segera dirawat di rumah sakit", pungkasnya. (RSUD/Hmskmf)

 

Share: