Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

Olahraga sebagai Proses Pembelajaran

by Opr. SIBER_1 - 2019-02-18 14:48:00 1,295 Dibaca
Olahraga sebagai Proses Pembelajaran
Olahraga sebagai Proses Pembelajaran
Olahraga sebagai Proses Pembelajaran

oleh

Dr. Rusma Noortyani, M.Pd.

(Baca Juga : Persembahkan Rekor MURI)

Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia

 

Kegiatan olahraga dapat dijadikan bagian media yang digunakan oleh orang tua untuk berkomunikasi dengan anaknya. Bahkan, ada olahraga yang dikemas sebagai sebuah permainan. Permainan dengan melakukan gerakan olahraga untuk anak seperti manyipet (menyumpit), bagasing, balap engrang, sebumbun, balian sakei uei. Ada perasaan yang muncul saat melakukan permainan. Ada juga masih terbayang perdebatan yang dilakukan dengan teman-teman dalam menegakkan aturan permainan. Saat bermain ada tertuju belajar untuk memperbaiki kualitas permainan agar semakin mahir.

Dalam olahraga dan permainan pun tetap ada proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan peranan orang tua dalam mengolahragakan anak. Langkah pertama, memilih jenis olahraga yang sesuai dengan tingkat usia anak, mulai dari yang individual dan sederhana misalnya senam dengan lagu, bermain tendang bola, memasukkan bola ke keranjang sampai yang lebih kompleks dan berkelompok badminton, basket, dan sepakbola. Langkah kedua, memberikan fasilitas minat olahraga anak dengan menyediakan beragam permainan atau membelikan peralatannya termasuk memasukkan anak ke klub olahraga. Kegiatan ini dapat mengalihkan perhatian anak dari layar TV, bermain video games, bermain internet dengan konten negatif.

Orang tua berusaha untuk membuat anak senang berolahraga  dapat dimulai dari bermain tendang bola, melihat pertandingan di TV. Saat orang tua memberikan waktu untuk bermain atau berolahraga bersama anak. Karena dalam berolahraga anak dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu: mental, emosional, dan fisik. Manfaat badan anak yang bugar pada akhirnya mempengaruhi belajarnya. Ketika berolahraga bersama anak, orang tua berperan sebagai coach (yang selalu memberikan support/semangat) atau penggembira (selalu berpartisipasi) dalam setiap kesempatan. Artinya, orang tua tidak perlu menghakimi anak atau menyalah-nyalahkan anak saat melakukan gerakan olahraga. Anak dapat menemukan caranya sendiri yang benar untuk melakukan satu gerakan. Saat mengajari anak berolahraga orang tua seyogianya menggunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dimengerti oleh anak.

Olahraga sebagai aktivitas yang penting untuk mempertahankan kebugaran anak. Olahraga juga menjadi perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh anak. Ketika orang tua dan anak berolahraga akan menciptakan perasaan bahagia dan penuh optimis. Aktivitas untuk memelihara kesehatan awalnya olahraga dijadikan hobi. Namun, berubah menjadi klub sehat dan menjadi gaya hidup bahkan untuk bersosialisasi. Dalam aktivitas olahraga pada anak memiliki aspek positif, yakni: mampu menggerakkan aktivitas sosial dan adanya interaksi antarmanusia (individu dan kelompok). Kata sportivitas berarti orang yang melakukan olahraga tersebut memiliki kejujuran dalam bertindak dan berperilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama. Selain itu, ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus misalnya dalam pertandingan olahraga.

Olahraga untuk prestasi dapat juga dianjurkan pada anak. Kegiatan untuk melakukan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik dapat mempengaruhi pengembangan fisik dan penanaman nilai sportivitas pada anak. Olahraga bermanfaat untuk kesehatan fisik anak seperti meningkatkan lean body mass, kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah, dan mengontrol berat badan. Di samping itu, olahraga memiliki manfaat nonfisik, yakni meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan belajar dan berlatih, meningkatkan kesehatan mental psikologis, dan membantu anak mengurangi stres. Dalam olahraga anak diajarkan untuk bisa menghargai kekalahan dan kemenangan dengan sportif. (syatkmf)

Share: