Jumat, 29 Maret 2024 Login
IMG-LOGO
Sekilas Info :
Ada Masalah Tentang Pembangunan & Pelayanan Publik Kapuas...! Silakan LAPOR Via SMS ke 1708 (ketik KAPUAS (spasi) Isi Aduan kirim ke 1708. Selamat Datang di Website SIBER (Sistem Informasi Berita Terintegrasi)
A R T I K E L

Pejuang Perempuan

by Opr. SIBER_1 - 2019-04-23 14:20:00 1,221 Dibaca
Pejuang Perempuan
Pejuang Perempuan

Oleh

Dr Rusma Noortyani MPd

(Baca Juga : Lembaga Adat)

Dosen FKIP ULM/Ketua Yayasan Nur Amalia

 


Kodrat laki-laki dan perempuan dapat dipengaruhi kondisi psikis masing-masing, sehingga secara alamiah terlihat perkembangan sifat psikologis yang dimiliki, seperti sifat keibuan yang menuntut perempuan memiliki kesabaran yang lebih, kasih sayang, lembut, dan sebagainya. Kodrat fisik laki-laki tegar dan dikonstruksikan berperan di sektor publik sekaligus memberi perlindungan pada pihak perempuan. Perbedaan kodrat biologis antara keduanya berakibat pada perbedaan perangai psikologis (Muthali’in, 2001). Karena adanya perbedaan tersebut, laki-laki sangat mendominasi sektor publik dengan modal kekuatan fisiknya, sedangkan perempuan sangat mendominasi sektor domestik rumah tangga dan sifat lemah lembut dan penyayang serta kesabarannya. Sanderson (1995) bahwa perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam bentuk pembagian peran antara kedua jenis kelamin tersebut.

Perbedaan yang dirasakan Kartini pada saat itu pendidikan diutamakan untuk kalangan tertentu saja. Dalam konteks historis tentang kesetaraan gender, feminisme, dan emansipasi perempuan menjadi kajian sampai saat ini. Emansipasi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha untuk mendapatkan hak maupun persamaan derajat. Kultural atau hubungan sosial yang terkontruksi antara perempuan dan laki-laki dan bergantung pada faktor-faktor budaya, agama, sejarah, dan ekonomi. Kodrat perempuan sering dijadikan alasan untuk mereduksi berbagai peran perempuan di dalam keluarga maupun masyarakat. Kaum laki-laki sering dianggap lebih dominan dalam memainkan berbagai peran, sedangkan perempuan memperoleh peran yang terbatas dalam sektor.

Masyarakat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan merupakan suatu system yang saling terkait satu sama lain secara sistematis, artinya yang satu memerlukan yang lain, demikian juga dengan sebaliknya. Setiap bagian akan secara terus-menerus mencari keseimbangan dan harmoni. Emansipasi yang diinginkan bertujuan memberikan perempuan kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria, seimbang dengan kemampuannya. Dengan adanya pemberdayaan perempuan ini juga mengharapkan untuk bebas menentukan dan melakukan hal yang diinginkannya.

Sejarah menyebutkan bahwa tokoh emansipasi adalah R.A. Kartini menjadi sosok perempuan yang tangguh dan beliau dicetuskan sebagai salah satu pahlawan di Indonesia. Pemikiran-pemikiran Kartini telah mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Salah satu karya berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Perjuangan dari tokoh emansipasi bahwa seorang perempuan merupakan sosok yang hebat. Karena perempuan dapat menjadi sosok seorang ibu ketika sudah menikah dan memiliki anak kemudian mendidik dan membesarkan anaknya menjadi anak yang hebat pula. Selain itu, perempuan juga dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya tanpa harus melepas kodratnya.

Perempuan dan laki-laki sebagai bentuk sebuah keseimbangan hidup dan kehidupan. Sebagaimana anggota tubuh manusia yang berbeda-beda tetapi menuju kepada persatuan dan saling melengkapi. Pemahaman tentang emansipasi perempuan dan gender harus dilihat dari berbagai aspek, tidak hanya dilihat dari aspek penuntutan hak-haknya saja, tetapi juga harus dilihat dari pemenuhan kewajiban. Konkritnya perempuan diperbolehkan berkarier, tetapi juga harus memenuhi kewajibannya seperti dalam pekerjaan dan mengetahui posisinya di berbagai peran lainnya, yakni sebagai istri dan sebagai ibu. Seorang perempuan diberi kesempatan memperoleh pendidikan berarti ke depannya mampu mendidik anaknya dengan baik dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan secara optimal.(syatkmf)

Share: